Masyarakat Surabaya Kembali Suarakan Penolakan Reklamasi Pesisir Timur

banner 468x60

SURABAYA | Matarakyat.net – Proyek reklamasi di pesisir timur Surabaya kembali menjadi sorotan dalam diskusi publik yang digelar di Hotel Grand Swiss-Belhotel Darmo, Surabaya, Senin (16/12/2024).

Diskusi ini menghadirkan nelayan, akademisi, serta tokoh masyarakat yang menyoroti dampak negatif rencana reklamasi terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat pesisir.

banner 336x280

Ketua HAPPI (Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia) Perjuangan Jatim, Doni Anggono, secara tegas menyampaikan keberatan masyarakat terhadap proyek tersebut. Menurutnya, reklamasi berpotensi merugikan nelayan lokal yang menggantungkan hidup dari laut.

“Kami membutuhkan transparansi penuh atas rencana ini. Jangan sampai keputusan diambil secara sepihak tanpa mempertimbangkan masyarakat dan lingkungan, terutama mangrove yang sangat penting,” ujar Doni.

Doni menyesalkan kurangnya akses untuk memahami pembahasan proyek secara mendalam. Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah berusaha hadir di beberapa pertemuan terkait reklamasi, tetapi tidak diizinkan mengikuti diskusi internal.

“Saya sudah menunggu sejak siang, tetapi diberitahu acara bersifat tertutup. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk memastikan aspirasi masyarakat didengar,” jelasnya.

Meski begitu, Doni menegaskan pendekatan persuasif tetap menjadi prioritas utama. Ia menyerukan dialog antara pihak pendukung dan penolak reklamasi untuk mencari solusi terbaik.

“Kami ingin dialog yang melibatkan semua pihak. Masyarakat terdampak harus diikutsertakan dalam proses ini. Reklamasi bukan hanya soal pembangunan, tetapi juga soal keadilan sosial,” katanya.

HAPPI Perjuangan Jatim pun merencanakan dialog terbuka dengan berbagai elemen masyarakat untuk membahas dampak reklamasi secara komprehensif. Doni berharap pertemuan itu dapat menjadi langkah awal menuju solusi yang adil.

“Kami berharap proyek ini tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi benar-benar mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya nelayan di Kenjeran,” tegasnya.

Doni juga mengingatkan pentingnya menjaga identitas Surabaya sebagai kota maritim. Ia menilai, reklamasi yang tidak terencana dengan baik justru dapat merusak ciri khas ini.

“Surabaya adalah kota maritim yang harus dijaga. Jangan sampai proyek ini mengorbankan masyarakat dan lingkungan yang menjadi bagian dari identitas kota,” pungkas Doni.

HAPPI Perjuangan Jatim menyatakan siap memperjuangkan aspirasi masyarakat dengan pendekatan konstruktif dan persuasif. Mereka berharap dialog yang melibatkan berbagai pihak dapat menghasilkan kebijakan yang berpihak pada rakyat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *