BNPM dan GMNI Desak Polda Jatim Tangkap Dalang Pembantaian Brutal di Sampang

banner 468x60

JAWA TIMUR | Matarakyat.net – Insiden tragis yang terjadi di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, dalam rangkaian Pilkada serentak 2024, menjadi sorotan tajam berbagai pihak.(22/11/2024).

Korban dari peristiwa berdarah tersebut adalah orang tua dari kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) sekaligus anggota keluarga Barisan Nasional Pemuda Madura  (BNPM) Pamekasan.

banner 336x280

Dewan Pengurus Daerah (DPD) GMNI Jawa Timur dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) BNPM Jawa Timur mengecam keras insiden tersebut.

Mereka mendesak Polda Jawa Timur untuk segera mengusut tuntas kasus ini, menangkap pelaku, serta membongkar dalang di balik aksi pembunuhan keji itu.

Sekretaris Jenderal DPD GMNI Jawa Timur, Roby Nurahman, menyoroti pentingnya peran Polres Sampang dan Polda Jatim untuk menjaga integritas hukum dalam menangani kasus tersebut.

Ia menegaskan bahwa langkah tegas diperlukan demi memastikan keadilan dan memberikan efek jera kepada para pelaku kekerasan dalam demokrasi.

“Polres Sampang harus membuktikan bahwa integritas kepolisian masih terjaga. Kami meminta Polda Jatim untuk benar-benar mengawasi proses hukum agar berjalan transparan dan adil,” ujar Roby.

Roby juga mengungkapkan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Ia menegaskan bahwa insiden ini tidak hanya melukai satu keluarga tetapi juga mencederai demokrasi di Indonesia.

“Korban adalah orang tua dari kader GMNI di IAIN Madura. Kami menuntut hukuman setimpal bagi pelaku, termasuk pembongkaran dalang yang berada di balik insiden brutal ini,” tegasnya.

Menurut keterangan yang beredar, korban diduga menjadi sasaran kekerasan karena perbedaan pilihan politik. Insiden tersebut melibatkan belasan orang yang menyerang dengan senjata tajam.

Mantan Ketua GMNI Sampang, Bung Abu, mengutuk keras tindakan brutal ini dan menilai peristiwa tersebut sebagai tindakan pembantaian yang tidak bisa diterima dalam demokrasi.

“Ini adalah pembunuhan keji yang tidak bisa dibenarkan. Dalang di balik insiden ini harus segera diburu hingga tertangkap. Tidak cukup hanya menghukum pelaku di lapangan,” ungkap Abu dengan nada tegas.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh DPW BNPM Jatim. Mereka mengecam keras pembunuhan tersebut dan menegaskan pentingnya langkah konkret dari aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas.

“Atas hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah, kami menuntut Polda Jatim segera menangkap otak di balik peristiwa ini. Insiden ini adalah tragedi yang tidak bisa dibiarkan berlalu tanpa keadilan,” tutup perwakilan DPW BNPM Jatim.

Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan yang terjadi selama pelaksanaan Pilkada di Indonesia. Berbagai elemen masyarakat mendesak adanya evaluasi sistem pengamanan dalam proses demokrasi, khususnya di daerah rawan konflik.

Harapan besar kini ditujukan kepada aparat kepolisian untuk menunjukkan kinerja profesional dan memastikan bahwa demokrasi tidak ternodai oleh tindakan kekerasan.

Kejelasan dan ketegasan dalam menangani kasus ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

banner 336x280